Global Security Initiative (GSI) Ala Xi Jinping: Pandangan dan Dampaknya bagi Asia Tenggara

Global Security Initiative (GSI) Ala Xi Jinping: Pandangan dan Dampaknya bagi Asia Tenggara

Pada hari Sabtu, 6 Mei 2023, FSI mengadakan seminar luring dengan topik “Global Security Initiative (GSI) ala Xi Jinping: Pandangan dan Dampaknya bagi Asia Tenggara.” Seminar tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Johanes Herlijanto, Ph.D selaku dosen UPH dan Ketua Forum Sinologi Indonesia serta Shofwan Al Bana C., Ph.D selaku Dosen Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia.

GSI merupakan suatu konsep kebijakan keamanan global yang dicanangkan oleh Tiongkok di bawah kepemimpinan Xi Jinping pada tahun 2022 lalu yang bertujuan untuk menghilangkan akar penyebab konflik internasional, meningkatkan tata kelola keamanan global, mendorong upaya internasional kolektif untuk mewujudkan stabilitas dan kepastian, serta mempromosikan perdamaian dan pembangunan yang berkelanjutan di dunia. Singkatnya, menurut Pak Shofwan, GSI merupakan salah satu bukti kebangkitan damai (peaceful rise) Tiongkok, di mana GSI ini menandakan bahwa Tiongkok tidak akan menyakiti negara lain dengan kebangkitannya. Kemudian, diskusi dilanjutkan dengan pemaparan Pak Johanes terkait hasil survey dari seorang peneliti bernama Hoang Thi Ha mengenai respons rakyat negara-negara ASEAN terhadap GSI. Survey membuktikan bahwa 44,5% rakyat negara-negara ASEAN kurang atau tidak yakin bahwa GSI akan membawa keuntungan bagi Asia Tenggara. Jika ditelaah lebih lanjut, rakayt Myanmar, Vietnam, dan Indonesialah yang paling skeptis akan GSI Tiongkok. Bahkan, di Indonesia sendiri, 59,5% responden menyatakan bahwa mereka kurang atau tidak yakin dengan GSI. Skeptisisme akan GSI terjadi karena publik melihat bahwa ada inkonsistensi antara kata-kata dan perbuatan Tiongkok, di mana Tiongkok masih saja tetap agresif di Laut China Selatan (LCS) yang melanggar hukum laut internasional (UNCLOS). Selain itu, publik juga khawatir bahwa GSI ini nantinya akan menekan negara-negara ASEAN untuk berpihak antara kepada AS atau Tiongkok. Lebih dari itu, publik juga mengantisipasi bila GSI ini kelak akan menjadi “alat normatif” baru Tiongkok yang menghalangi negara ASEAN untuk menjalin hubungan keamanan dengan AS.

Photo Kegiatan Acara