Sejarah Pembentukan

Wacana pembentukan Forum Sinologi Indonesia (FSI) pada awalnya muncul dan dibicarakan pada tahun 2018 sebagai upaya perwujudan dari gagasan yang dilontarkan oleh Profesor Abdullah Dahana, sinolog senior dan guru besar purna bakti dari Universitas Indonesia.  Gagasan untuk membangun sebuah forum guna mewadahi kegiatan penelitian dan pengamatan terhadap Tiongkok dan hubungan Indonesia – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ini diungkapkan pada tahun 2013, dan sejak itu telah didiskusikan secara intensif oleh dua kelompok pemerhati Tiongkok, yaitu para sinolog senior dan peminat studi Tiongkok yang berkarir pada lembaga-lembaga pemerintah dan para peneliti dan akademisi yang berkiprah di dunia pendidikan. Kedua kelompok pemerhati Tiongkok di atas sepakat bahwa hubungan Indonesia-RRT, yang dalam dua dasawarsa terakhir ini telah mengalami peningkatan yang luar biasa, perlu diimbangi dengan pemahaman yang memadai mengenai Tiongkok dan hubungan Indonesia – RRT dalam segala aspek, termasuk budaya, sejarah, politik, keamanan, dan ekonomi. Pemahaman yang memadai dalam aspek aspek di atas penting untuk dimiliki oleh para pejabat pemerintah, khususnya pada tingkat menengah ke atas, politisi, pelaku bisnis, pegiat jurnalistik, akademisi, dan berbagai komponen masyarakat yang lain.  Kesamaan pemahaman di atas telah mempersatukan kedua kelompok pemerhati Tiongkok di atas dan  menjadi dasar bagi berdirinya FSI.

Fokus Perhatian

Mengingat misi utama FSI adalah untuk meningkatkan pemahaman yang memadai mengenai Tiongkok dan hubungan Indonesia – RRT, maka FSI mengarahkan perhatian bagi berbagai kajian mengenai Tiongkok secara luas, serta mengenai hubungan antara Indonesia dan RRT. Meski demikian, mengingat adanya kebutuhan yang sangat penting bagi pemahaman mengenai situasi yang berlangsung dewasa ini, maka FSI secara khusus memfokuskan diri pada upaya memperoleh pengetahuan mengenai perkembangan Tiongkok di era kontemporer, khususnya mengenai perkembangan politik dan hubungan internasional negara sahabat tersebut, serta perkembangan hubungan Indonesia dengan Tiongkok, terutama sejak Indonesia memasuki periode Pasca Orde Baru. Selain itu, upaya memperoleh pemahaman mengenai etnik Tionghoa di Indonesia juga menjadi salah satu fokus utama bagi FSI. Dalam pandangan FSI, upaya memperoleh pemahaman mengenai komponen bangsa yang berlatar belakang etnik Tionghoa ini perlu terus dikembangkan mengingat hingga kini masih terdapat pemahaman yang kurang tepat mengenai etnik Tionghoa di Indonesia ini.

Sejalan dengan upaya perolehan pengetahuan yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan penelitian, FSI juga akan berusaha menyebarluaskan pengetahuan yang telah diperoleh tersebut. FSI berharap agar penyebarluasan tersebut dapat meningkatkan pemahaman yang memadai mengenai Tiongkok dan hubungan Indonesia-RRTpada berbagai kalangan dalam masyarakat Indonesia.

Kegiatan

Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, FSI melakukan berbagai jenis kegiatan. Salah satunya adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman terkini dan mendalam mengenai Tiongkok dan Hubungan Indonesia-RRT. Bentuk utama dari kegiatan jenis ini adalah penelitian. Selain penelitian, FSI juga melaksanakan diskusi berkala dengan para ahli, profesional, pelaku usaha, dan pejabat senior pemerintah yang memiliki pemahaman yang mendalam mengenai tema di atas. Kedua kegiatan di atas diharapkan dapat memproduksi karya karya tertulis, antara lain, berupa laporan penelitian dan laporan hasil diskusi.

Selain kegiatan di atas, FSI juga melakukan berbagai upaya untuk menyebarluaskan pemahaman terkait Tiongkok dan Hubungan Indonesia-RRT yang telah dicapai. FSI akan mempublikasikan hasil kegiatan penelitian dan diskusi di atas melalui berbagai kanal, termasuk pada laman FSI, kegiatan seminar dan forum diskusi, atau pun kegiatan publikasi lainnya. FSI juga membuka ruang bagi penyampaian pandangan yang berbasis data dan argumen yang dapat dipertanggungjawabkan dari para sahabat FSI. Pandangan tersebut dipublikasikan pada kolom opini pada laman FSI.