Islam di Kalangan Tionghoa Indonesia

Islam di Kalangan Tionghoa Indonesia

https://www.youtube.com/watch?v=KUsdxAk7vNY

Forum Sinologi Indonesia kembali mengadakan sebuah seminar pada tanggal 23 Mei 2023 lalu, yang bertajuk “Islam di Kalangan Tionghoa Indonesia.” Dalam seminar ini FSI mengundang seorang peneliti senior dari Institut Kajian Malaysia dan Antarbangsa, Universitas Kebangsaan Malaysia Hew Wai Weng, Ph.D yang ditemani oleh Johanes Herlijanto, Ph.D, seorang dosen dari Universitas Pelita Harapan dan Ketua FSI. 

Seminar dibuka oleh Johanes yang mengatakan bahwa orang-orang Tionghoa telah menjadi satu komponen bangsa yang mengalami banyak perubahan di berbagai aspek. Walau mengalami perubahan dan diterima oleh masyarakat pasca reformasi, masyarakat Tionghoa tetap tidak lepas dengan stereotype yang ada. Stereotype tersebut berupa pandangan “sekali China tetap China” dan anggapan masyarakat Tionghoa akan tetap setia dengan negara leluhurnya. Stereotype tersebut muncul dikarenakan perbedaan pandangan dan tradisi yang tidak sejalan dengan agama-agama mayoritas masyarakat Indonesia. Walau demikian, stereotype tersebut tidak sejalan dengan hasil-hasil penelitian terkait kehidupan masyarakat Tionghoa perantauan. Johanes menjelaskan terkait hasil-hasil penelitian yang menyatakan kemampuan masyarakat Tionghoa perantauan untuk berubah dan beradaptasi dengan wilayahnya. Di Indonesia masyarakat Tionghoa tersebar di seluruh Nusantara sehingga adanya perbedaan dari satu kelompok Tionghoa dengan kelompok lainnya. Johanes juga menyebutkan bukti nyata perubahan dan kemampuan adaptasi masyarakat Tionghoa terlihat dalam kemunculan Tionghoa Muslim di Indonesia. Masyarakat Tionghoa Muslim ini telah menjadi bukti Tionghoa yang banyak beradaptasi dengan masyarakat lokal dan juga membangun ruang bagi sebuah interaksi antarbudaya, khususnya antara masyarakat non-Tionghoa Muslim dan Tionghoa non-Muslim. 

Dr. Hew mendukung penjelasan Johanes dengan menjelaskan terkait peningkatan kecenderungan ajaran Islam di negara Malaysia dan Indonesia untuk memasukan kebudayaan Indonesia. Dimana agama dan budaya dalam hal ini dibedakan dan berpendapat bahwa budaya Tionghoa tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Kebudayaan tersebut melainkan dapat memfasilitasi penyebaran pesan-pesan Islam, seperti yang dilakukan oleh sebagian kalangan muslim di Indonesia dan Malaysia. Hal ini terlihat dalam Masjid yang arsitekturnya bergaya Tionghoa dan para pendakwa Tionghoa Muslim, baik di Malaysia dan Indonesia. Akhir kata, Dr. Hew menjelaskan Tionghoa Muslim di setiap wilayah pun juga berbeda. Banyaknya strategi atau cara pengekspresian Tionghoa Muslim yang dilakukan, mulai dari pembenahan masjid dengan arsitektur unik maupun dalam konteks sehari-hari mereka, membuat Tionghoa Muslim itu sendiri menjadi sangat beragam.