Diskusi Seminar Akhir Tahun 2023 : “China, Asia Tenggara, dan Indonesia: Perkembangan 2023”

Diskusi Seminar Akhir Tahun 2023 : “China, Asia Tenggara, dan Indonesia: Perkembangan 2023”

Untuk merayakan pergantian tahun dari 2023 ke 2024, Forum Sinologi Indonesia mengadakan sebuah diskusi seminar akhir tahun pada hari Kamis, 28 Desember 2023. Diskusi ini bertajuk “China, Asia Tenggara, dan Indonesia: Perkembangan 2023,” dengan Muhamad Iksan, S.E., M.M., seorang dosen dan peneliti dari Paramadina Public Policy Institute, Universitas Paramadina sebagai pembicara utama dan ditemani oleh Johanes Herlijanto, Ph.D., dosen Universitas Pelita Harapan dan Ketua FSI. 

Diskusi dibuka oleh Johanes yang menyampaikan latar belakang Tiongkok di tahun 2023, dimana adanya perubahan-perubahan dalam pemerintahan dalam tahun pertama periode ketiga kepemimpinan Xi Jinping serta tantangan-tantangan yang dihadapi Tiongkok baik dari dalam maupun dari luar. Kemudian dilanjutkan dengan isu-isu yang dihadapi oleh Tiongkok, yang dimana di tahun 2023 ini terfokuskan pada isu ekonomi dan isu keamanan. Relevansi isu ekonomi yang menyebabkan perlambatan laju ekonomi di Tiongkok juga disebutkan. Relevansi terhadap Indonesia, sebagai salah satu investor terbesar dan juga relevansi terhadap negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Isu keamanan kawasan, Johanes menjelaskan tiga isu yakni ketegangan di Selat Taiwan, Laut China Selatan (Gray Zone Operation, ketegangan dengan Filipina, perilisan peta 10 garis putus-putus, dan persetujuan tata perilaku di LCS), dan terkhusus untuk Indonesia, isu Coast guard Tiongkok yang memasuki ZEE Indonesia. Akhir penjelasan, Johanes menyebutkan respon untuk kedua isu tersebut. Dalam menghadapi Isu Ekonomi, khususnya Indonesia harus dapat mendiversifikasikan sumber investasi dan mempersiapkan mitra alternatif. Sedangkan untuk isu keamanan kawasan, menurut Johanes, sangat diperlukan persatuan antar negara ASEAN, sikap yang tegas terhadap tindakan provokatif dan agresif Tiongkok, dan adanya kerjasama dalam memperkuat kapasitas dan kemampuan penegakan hukum dengan negara-negara kuat.

Diskusi kemudian dilanjutkan dengan Muhamad Iksan yang membahas lebih jelas terkait ekonomi Tiongkok. Di awal penjelasannya, disebutkan menurut sebuah data tahun 2022, persentase Tiongkok dalam ekonomi dunia sebesar 18% dari global GDP (Gross Domestic Product / Produk Domestik Bruto). Ekonomi Tiongkok tersebut menurut data dari Reuters mengalami penurunan yang sangat drastis setelah pandemi Covid-19. Walau demikian, menurut Iksan ekonomi China dapat kembali naik dengan bantuan faktor-faktor sekitarnya seperti permintaan dari dalam negeri (Domestic Demand). Permintaan dari dalam negeri harus kuat untuk membantu perkembangan ekonomi suatu negara. Namun, masih ada indikator-indikator permintaan dalam negeri Tiongkok yang masih kurang, seperti penjualan ritel yang masih kurang, PMI (Indeks Produksi) yang masih turun, dan jumlah impor Tiongkok yang masih turun. Dilihat dari kurangnya indikator tersebut, pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih tidak terlalu baik dan tidak seperti dulu. Iksan juga kemudian menjelaskan terkait relasi ekonomi antara Tiongkok dengan Indonesia, dimana menurut data secara ekonomi Indonesia lebih dekat dengan Tiongkok dibandingkan Amerika. Salah satu faktor kedekatannya adalah faktor geografis, secara letak kedua negara tersebut lebih dekat dibandingkan dengan Amerika. Untuk hal FDI (Foreign Direct Investment), Tiongkok merupakan salah satu pemberi FDI terbesar ke Indonesia dalam sektor Nikel. Terlihat dalam data yang dibawakan oleh Iksan, dimana dalam tahun 2017-2019, hanya dua negara yang masih memberikan FDI kepada Indonesia untuk Nikel, yaitu Tiongkok dan Jepang. Dalam masa kini, dimana kekuatan ekonomi sedang didominasi oleh dua sisi, Amerika dan Tiongkok, yang bisa dilakukan Indonesia dan negara-negara sekitarnya ada dua hal, yaitu Balancing, seperti posisi Indonesia yang mencari keseimbangan dan tidak terlalu mengandalkan satu negara saja, atau Bandwagoning. Akhir kata, Iksan menyampaikan bahwa saat ini Tiongkok sedang dalam waktu perkembangan dan kebangkitannya.