China dan Keamanan Siber di Asia Tenggara: Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia
![](https://forumsinologi.id/wp-content/uploads/2024/05/WhatsApp-Image-2024-04-22-at-16.31.59-e1717087418891-1024x619.jpeg)
Dilansir dari keterangan pers yang dimuat oleh beberapa media, antara lain Tribunnews.com, Jpnn.com, Sindonews.com, Detik.com, dan Kompas.com, Ali Abdullah Wibisono, seorang pemerhati keamanan non-tradisional dan dosen Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, mengatakan bahwa di masa kini, China semakin mengandalkan kekuatan digitalnya dengan menjalankan operasi siber untuk melakukan peretasan terhadap negara-negara Barat.
Diskusi Cap Go Meh, Wayang Potehi: Budaya Tionghoa dalam Keindonesiaan
![](https://forumsinologi.id/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-02-23-at-16.50.59-768x1024.jpeg)
Forum Sinologi Indonesia (FSI), dalam rangka menyambut perayaan Cap Go Meh, kembali mengadakan seminar bertajuk “Wayang Potehi: Budaya Tionghoa dalam Keindonesiaan,” pada 23 Februari 2024 lalu.
Partisipasi dan Representasi Tionghoa dalam Budaya Populer di Indonesia: Sebuah Penelusuran Singkat
![](https://forumsinologi.id/wp-content/uploads/2023/08/5f6c8dadcf5ff.jpg)
Dalam setidaknya satu dasawarsa terakhir, dunia seni, khususnya perfilman, di Indonesia diwarnai dengan hadirnya praktisi film, baik sutradara maupun pemain, yang berlatar belakang etnik Tiongha.
Ada Tionghoa Dalam dan di Sekitar Peristiwa Sumpah Pemuda
![](https://forumsinologi.id/wp-content/uploads/2022/11/1858114607.jpg)
Pada tanggal 28 Oktober 2022 yang lalu, kita, bangsa Indonesia merayakan peringatan 94 tahun Hari Sumpah Pemuda. Peristiwa sejarah yang menjadi salah satu tonggak terpenting bagi kelahiran bangsa Indonesia itu berlangsung pada pelaksanaan Kongres Pemuda, 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda yang dihasilkan oleh kongres tersebut telah menjadi ikrar pembentukan identitas nation kolektif Hindia Belanda saat itu. Ikrar itu menyatakan kesatuan nasib sebagai penduduk terjajah yang berjuang bersama dalam semangat anti-kolonialisme, menyatakan kesatuan kolektif sebagai bangsa Indonesia, serta kesatuan bahasa yaitu Bahasa Indonesia. Kongres Pemuda ini juga menjadi momentum dikumandangkannya lagu ciptaan W.R. Soepratman “Indonesia Raya.”
Politik Kewargaan dan Etnis Tionghoa Pasca-Reformasi 1998
![](https://forumsinologi.id/wp-content/uploads/2022/09/status-kwarganegaraan-utk-turunan-tionghua-1-1024x683.jpg)
Pada tulisan berjudul “Strategi Tionghoa Indonesia dalam Melawan Diskriminasi dan Stigma Pasca-Reformasi 1998” penulis menyampaikan pandangan bahwa sterotipe dan prasangka-prasangka terhadap etnis Tionghoa adalah persoalan yang upaya penanganannya masih belum selesai. Belum tuntasnya persoalan terkait prasangka dan stigma ini penting untuk dicermati karena selain berpotensi menjadi sumber konflik laten dan prasangka, hal tersebut juga merupakan sumber hambatan bagi etnis Tionghoa untuk menjadi inklusif. Penyelesaian persoalan ini pun membutuhkan keterlibatan utuh dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat, dan tentu saja dari sisi etnis Tionghoa itu sendiri. Dalam pandangan penulis, salah satu cara penyelesaiannya adalah dengan menempatkan persoalan stereotipe, pelabelan, ataupun prasangka-prasangka ini sebagai persoalan kewargaan. Yang penulis maksudkan sebagai persoalan kewargaan tidak hanya terbatas pada masalah-masalah administratif kependudukan atau persoalan pemenuhan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Persoalan kewargaaan juga mencakup pengucilan, stereotipe, dan prasangka, yang berpotensi menghambat etnis Tionghoa untuk mendapatkan penerimaan secara penuh dan utuh sebagai bagian dari warga negara.
Etnis Tionghoa Kepulauan Riau: di antara Lokalitas dan Interlokalitas
![](https://forumsinologi.id/wp-content/uploads/2022/07/the-colourful-gateway-e1658273858985-1024x594.jpg)
Sekelompok masyarakat yang menamakan diri Ikatan Tionghoa Muda (ITM) menjalin sebuah kerja sama dengan Dinas Pariwisata Kepulauan Riau. Melalui kerja sama ini, kedua belah pihak menyelenggarakan festival kebudayaan Tionghoa Tanjung Pinang. Peristiwa di atas menarik untuk diperhatikan mengingat festival yang diselenggarakan melalui kerja sama tersebut tidak hanya menampilkan perayaan atraksi kebudayaan etnis Tionghoa belaka, namun memadukan kebudayaan Tionghoa dengan kebudayaan lokal. Hal lain yang juga menarik adalah pernyataan pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang mengungkap harapan mereka agar kegiatan kebudayaan ini dapat menyerap kembali angka kunjungan wisata dari negara tetangga, khususnya Singapura dan Malaysia. Bagaimana sesungguhnya keterkaitan komunitas Tionghoa di Kepulauan Riau baik dengan kebudayaan setempat maupun dengan komunitas Tionghoa di Singapura dan Malaysia? Pertanyaan inilah yang akan menjadi topik bahasan dari artikel singkat ini.
“Kopitiam“, Warisan Budaya Perbatasan Asia Tenggara
![](https://forumsinologi.id/wp-content/uploads/2021/08/Foto-Kopitiam-Warisan-Budaya-Perbatasan-Asia-Tenggara-1024x752.jpg)
Studi mengenai fenomena kopitiam oleh peneliti Indonesia masih sangat jarang. Ada sebuah aspek budaya Tionghoa yang menyerbu berbagai kota di Indonesia. Apakah itu? Jawabannya adalah kopitiam, sejenis kedai yang utamanya menyajikan kopi dan berbagai minuman lainnya. Sebelum abad ke-21, kedai jenis ini kebanyakan hanya dijumpai di Malaysia, Singapura, dan wilayah kepulauan sebelah timur Sumatera. Namun, […]